tabloidpulsa.id – Smartphone hadir menyederhanakan kebutuhan perangkat yang kian kompleks menjadi hanya satu perangkat saja. Entah itu untuk mengerjakan pekerjaan kantor, bermain game, berkreasi maupun relaksasi dengan mendengarkan musik. Sayangnya untuk kebutuhan terakhir, atau musik, sejumlah ponsel anyar yang hadir kerap tidak lagi menyertakan koneksi aduio 3.5 mm dan lebih banyak mengandalkan Bluetooth sebagai solusinya. Termasuk OPPO Reno8 Pro 5G yang kami review di sini.
Beruntung, bagi mereka yang membutuhkan kualitas audio dalam resolusi tinggi, Reno8 Pro 5G sudah dilengkapi dengan teknologi mumpuni. Selain bisa memanfaatkan konektor Type C untuk solusi wired, di sisi wireless kitatetap bisa menikmati audio Hi-Res via codec Bluetooth yang mumpuni.
Meskipun tidak disebutkan dalam campaign, ternyata Oppo Reno8 Pro 5G memiliki dukungan codec Bluetooth Hi res yang terbilang lengkap. Apa aja sih codec Bluetooth yang didukung oleh Oppo Reno8 Pro 5G itu? Sebelum sampai ke sana, mari kita cek beberapa istilah yang bakal kita sebutkan ketika membicarakan kualitas audio dan codec berikut ini.
Audio Codec
Secara singkat, audio codec merupakan singkatan dari compressor de compressor dimana codec adalah software atau program yang mengubah aliran data melalui encoding dan decoding ke dalam format tertentu.
Software tersebut yang melakukan enkode dan dekode data audio digital ke dalam format yang telah ditentukan tersebut.
Idealnya sinyal yang dienkode dan didekode kemudian ditransmisikan berada dalam jangkauan yang bisa dicapai oleh perangkat agar menghasilkan suara yang bening dan tidak terputus-putus.
Bit
Secara teoritis, dibutuhkan dua sampel untuk menangkap frekuensi apapun secara akurat. Jadi audio diambil sampelnya setidaknya dua kali dari batas pendengaran manusia. Format file beresolusi tinggi cenderung akan diekspor dikisaran 96kHz atau lebih. Bila rasio sampel lebih besar, berarti ukuran file juga akan besar.
Selanjutnya ada bit depth yang merupakan jumlah bit yang disimpan untuk setiap sampel audio. Bit depth yang lebih tinggi akan merekam sinyal dengan lebih akurat. Sedangkan bit rate biasanya diukur dalam Kbps atau Mbps. Ini adalah jumlah data audio yang ditransmisikan per detik melalui bluetooth.
Bit rate yang rendah menghasilkan kompresi yang lebih besar dan kualitas suara lebih rendah. Sementara itu, bit rate tinggi menghasilkan kompresi lebih sedikit dengan kualitas suara jauh lebih baik.
Kembali lagi ke masalah codec. Codec itu sendiri terdiri dari beberapa jenis. Berikut codec yang didukung oleh Oppo Reno8 Pro 5G.
SBC
SBC (Low Complexity Sub-band Codec): Merupakan standar awal codec Bluetooth sebagai kebutuhan minimum profil A2DP. Namanya juga standar awal, yang dibuat untuk mendukung kualitas audio dengan bit rate medium dan meminimalisir gangguan saat streaming.
SCB awalnya dirancang untuk mendapatkan kualitas suara yang lumayan pada kecepatan bit rate menengah. Software jenis ini pun berguna untuk meminimalkan kerumitan pada streaming audio. Maksimal transmisi data yang didukung adalah 320 Kbps, sehingga kualitas suaranya pun tergolong biasa saja.
AAC
AAC (Advanced Audio Coding): merupakan standar kompresi audio lossy yang bebas lisensi. Youtube dan Apple memilih menggunakan codec ini. Bahkan iPhone diketahui mampu menampilkan kualitas audio AAC paling baik.
Perangkat Android juga mendukung codec ini meskipun pada awal pengembangannya masih dianggap belum mampu menyamai AAC di iPhone karena masalah fragmentasi di perangkat Android dan kebutuhan daya yang relatif tinggi dibandingkan codec lain.
Qualcomm aptx audio dan Qualcomm aptx HD audio
Qualcomm mengembangkan codec audio Bluetooth sendiri yang diberi nama aptX, aptX LL (low latency) dan aptX HD. Codec yang cukup awam bagi pengguna Android. aptX sendiri mendukung data audio 16 bit, 48kHz LCPM atau bitrate 352 kbps. Sementara aptX HD bisa mendukung data audio 24 bit, 48kHz atau bitrate 576 kbps.
LDAC
LDAC merupakan codec yang dikembangkan oleh Sony. Membawa fitur variabel bitrate yang bekerja di 3 mode, yakni 990 kbps, 660 kbps dan 330 kbps. Mode yang ketiga (330 kbps) sebenarnya kalah dengan kualitas codec SBC, sayangnya beberapa ponsel yang mendukung LDAC secara default justru menggunakan mode ini.
Tapi tidak dengan Reno8 Pro 5G. Ponsel ini mampu mentrasfer kualitas aduio dalam 24 bit dan birtasi 96 kHz maksimum. Atau dengan kata lain bitrasinya mencapai 990 kbps. Hal ini terlihat dalam screenshot berikut.

LHDC
LHDC (Low Latency High Definition Audio Codec): LHDC merupakan codec yang dikembangkan oleh HWA (Hi-res Wireless Audio) Union dan Savitech. Menawarkan transmisi data yang 3 kali lebih besar dari SBC dan mendukung bitrate maksimal di angka 900 kbps.
OPPO Find X2 Pro merupakan salah satu produk ponsel pertama dengan dukungan codec tersebut, termasuk TWS OPPO Enco X yang dikembangkan bersama Dynaudio. Menjadikannya pasangan ponsel-TWS yang paling pas dari kubu OPPO dengan dukungan LHDC.
Untuk saat ini, OPPO telah menambah jumlah ponsel yang mendukung codec ini, dan diantaranya ada OPPO Reno8 5G dan Reno8 Pro 5G. Tapi untuk perangkat headsetnya, masih di Enco X saja.
Qualcomm aptx adaptive audio
Teknologi audio adaptif aptX ini dirancang untuk memberikan alternatif nirkabel Bluetooth yang mampu bekerja dengan mulus di semua aplikasi, termasuk game, video, dan musik. Teknologi ini memberikan mode latensi rendah dinamis dan kecepatan bit adaptif.
Intinya adaptive merujuk pada kemampuannya memprioritaskan antara kualitas audio yang paling maksimal dan sinkronisasi yang optimal yang minim latency. Semua ini dilakukan secara otomatis tergantung pada jenis konten yang dikonsumsi serta kondisi frekuensi radio di sekitar perangkat yang digunakan.