tabloidpulsa.id – Efek sosial media yang mendengungkan kekecewaan gamer akan repetasi yang dilakukan sejumlah game simulasi olah raga, terutama sepak bola akhirnya berimbas pada 2 rute berbeda. Yaitu strategi developer dalam membangun game yang lebih baik dan atau langkah publisher yang terpaksa menempuh jalan ninja berbeda. Itu yang terjadi pada serial game sepak bola FIFA dengan FIFA 22 dan PES dengan eFootball.
Di satu sisi FIFA mengambil langkah dengan makin membuat gameplay yang realistis dengan teknik pengambilan data yang lebih akurat yang mereka namai dengan hypermotion sementara PES menempuh jalan untuk menjadikan gamenya lebih dapat diakses oleh banyak pengguna sebagai game free to play dan berganti nama menjadi eFootball.
Oke, mari kita kesampingkan soal eFootball dan lebih fokus membahas FIFA 22. Karena kami di PULSA id telah memainkan game ini sejak Minggu terakhir September 2021, maka sudah banyak hal yang bisa kami bahas. Terutama terkait gameplay dan tingkat kesulitan yang rewarding.
Hypermotion Effect dan Permainan Bertahan
Sejak beberapa bulan sebelum diluncurkan, EASport berkali-kali memamerkan teknologi hyper motion dimana mereka berupaya untuk memanen data pergerakan dan reaksi dari 22 pemain yang bermain di satu lapangan yang sama. Dari awal, mereka menjanjikan AI yang lebih dipercaya dengan pergerakan yang lebih realistis baik dalam bertahan, membangun serangan hingga menciptakan peluang di depan gawang lawan.

Hasilnya adalah sebuah permainan yang menantang, harus dipersiapkan secara taktis dan kadang terasa mengesalkan, terutama ketika bertemu dengan pertahanan yang solid, dan kiper yang terlalu jago di bawah mistar. Dan makin bikin frustasi saat kita baru bermaksud membiasakan diri dengan kontrol yang ada, dan dihadapkan ego yang mengharuskan kita bermain di level Legendary dan Ultimate dengan mode kompetitor yang diaktifkan.
Oh iya, masih ingat Competitor Mode kan? Mode ini mulai dihadirkan pada FIFA21 tahun lalu, yang memungkinkan AI lawan untuk bermain layaknya manusia, menggunakan algoritma permainan pemain pro FIFA. Mode Kompetitor ini hanya bisa diaktifkan pada tingkat kesulitan Legendary dan Ultimate. Memberi tantangan yang lebih natural, memupuk memori otot, agar bisa lebih luwes ketika menghadapai pemain lain via online maupun di satu konsol yang sama.
Tapi sayangnya, hal ini membuat bermain FIFA dengan setingan seperti ini akan terasa terlalu sulit di awal-awal. Terutama jika Anda memainkan tim-tim medioker di awal, atau yang memainkan FUT dengan pack dasar, atau pemain career mode yang pemainnya masih di angka overall 70-an.
Satu hal yang harus diapresiasi ada di sisi Second Man Pressing. Jika di FIFA sebelumnya upaya ini hanya akan membuat salah satu teman kita melakukan pressing lawan yang memegang bola, dan kita bisa memposisikan diri di tempat yang lebih menguntungkan untuk merebut bola dari lawan, nah di FIFA 22 ada beberapa perbaikan. Pertama ikon secon player press yang muncul dengan warna berbeda dari ikon player yang aktif, sehingga kita bisa dengan jelas melihat siapa yang sedang melakukan pressing. Dari sini kita bisa mengatur siapa teman kita yang bisa kita minta untuk melakukan pressing.
Kedua mereka tidak hanya akan membayangi pemain lawan yang memegang bola, tetapi akan secara lebih agresif merebut bola dan melakukan intercept alias memotong pergerakan bola dengan lebih baik. Bermain bertahan jadi lebih dapat terkoordinasi, dan juga terlihat lebih mirip pertandingan asli. Tipsnya sih Cuma satu, tenang saja! Jangan terburu-buru melakukan tackling baik itu stand tackle maupun sliding, juga lakukan timing ketika memanggil pemain kedua. Supaya tidak ada posisi yang terbuka ketika menahan serangan lawan.
Kecepatan Membangun Serangan dan Kiper yang Sangar
AI yang lebih baik juga berpengaruh pada skema menyerang. Dengan taktik, dan formasi yang tepat, juga instruksi individual yang tepat, maka pergerakan ketika membangun serangan pun akan terasa lebih mengalir.
Ketika bemain melawan AI, biasanya pemain lawan akan segera menutup pergerakan kita. Tergantung formasi yang mereka gunakan, terkadang kita harus mencari celah untuk menggerakan bola ke depan. Bahkan tak jarang bola harus dioper di daerah pertahanan kita terlebih dahulu. untuk memancing pemain lawan, sehingga bola akhirnya bisa maju mendekati area pertahanan lawan. Terlihat seperti pertandingan sepak bola sungguhan.
Dengan demikian ketepatan mengoper bola, skill mendribling, hingga nilai parameter pemain yang digunakan akan sangat dibutuhkan untuk melakukan penetrasi pertahanan lawan. Tidak sekedar teknik hapalan.
Ketika sudah ada di depan gawang, tantangan kita berikutnya adalah menghadapi skill kiper yang kini telah ditingkatkan: Cenderung berdiri di posisi yang tepat, lebih banyak berhasil menghalau bola-bola atas, tak gentar saat harus one-on-one, namun kadang mudah dikolongin. Bahkan tendangan jarak jauh pun harus ditempuh ketika kiper masih di posisi yang siap mengahalau bola dekat, oper bola ke pemain yang ada di luar area penalti lalu tendang dari sana. Natural!
FUT Masih Jadi Produk Unggulan
FIFA Ultimate Team alias FUT tetap menjadi bahan jualan di FIFA 22. Menawarkan permainan membangun sebuah tim impian menggunakan pemain-pemain yang didapatkan dari sebuah sistem gatcha. Apakah jadi pay to win? Sepertinya tidak mutlak demikian. Skill dan banyak bermain menjadi kunci untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik, dari sisi kemungkinan mendapatkan pemain yang bagus, hingga coin yang banyak untuk membeli pemain incaran.

Selain sisi tampilan, gameplay dan mode-mode permaianan yang hadir tetap dipertahankan seperti game sebelumnya. Hanya saja hadir dengan beberapa tambahan fitur. Meu juga dibuat lebih to the point dan masuk akal. Membawa kita ke mode permainan yang saling menyambung satu sama lain. Dan hadirnya sebuah fungsi pengingat lamanya permainan, semisal fitur wellbeing di Google, akan menghindarkan kita dari bermain game ini secara berlama-lama terutama di ranah online.

Mode Karir, Pro Club dan Sepak Bola Jalanan VOLTA
Beberapa mode permainan lawas tetap dipertahankan dengan sejumlah perbaikan di kosmetik. Semisal di mode karir, baik sebagai manajer maupun pemain. Tidak banyak berubah, hanya saja ada sedikit peningkatan di sisi wawancara pre dan post match.

Demikian juga dengan pro club, dimana sekarang kita bisa menciptakan karakter pesepakbola wanita. Namun bermain bersama avatar lain dengan gender yang berbeda. Sejauh ini sih tidak terlihat perbedaannya di sisi gameplay dan pengembangan karakternya.

Sementara untuk percoba kesekian kalinya, mode VOLTA dihadirkan kembali. Kali ini juga membawa fitur Arcade yang memungkinkan kita bermain bola dengan cara lain. Semisal bermain tennis dengan kaki dan bola sepak, dan sebagainya.
INFO GAME:
Judul: FIFA 22
Developer: EA
Publisher: EA Sports
Platform: Microsoft Windows, Xbox One, Xbox Series X|S, Playstation 4, Playstation 5, Nintendo Switch
*Reviewed on Playstation 5