tabloidpulsa.id – Apakah pengguna Android lebih banyak dari pengguna iPhone? Bila kita membahas hal ini tentunya harus melihat pasar mana dulu yang dibicarakan. Apakah secara global ataukah khusus di Amerika Serikat?
Wajar bila pencinta iPhone akan protes saat disebut bahwa Android adalah sistem operasi seluler paling populer di planet ini. Bahkan bisa jadi sekelompok orang menganggap yang berkata begitu seolah-olah sudah tidak waras. Mereka juga akan membuat pernyataan seperti, “Saya bahkan tidak mengenal satu pun pengguna Android.” Orang-orang yang mempertanyakan kewarasan tersebut, tanpa kecuali, pastinya berasal dari Amerika Serikat. (Walaupun kenyataannya orang Indonesia banyak juga yang berpikir seperti itu).
Tren Pasar Android vs iOS Selama Bertahun-tahun
Sekarang kita bicara fakta. Sebenarnya ada tren unik yang sangat konsisten selama beberapa tahun terakhir.
Dikutip dari techrepublic, Android memegang kepemimpinan pangsa pasar yang besar atas iOS di seluruh dunia. Namun, iOS menguasai pangsa pasar yang solid atas Android bila di AS.
Menurut statistik terbaru dari Statcounter, pangsa pasar global terlihat seperti ini:
Android: 67,56%
iOS: 31,6%
Namun di AS, pangsa pasar tersebut terlihat seperti ini:
iOS: 62,13%
Android: 37,47%
Android tidak selalu memimpin secara global. Berdasarkan survey Statcounter dari 14 tahun terakhir, iOS pada satu titik memiliki pangsa global yang lebih besar daripada Android. Kapan itu? Itu ketika sistem operasi seluler lainnya seperti Symbian OS dan BlackBerry OS tersingkir, Android mulai mengambil alih.
Dalam beberapa tahun terakhir, iOS telah mulai merebut kembali sebagian dari pangsa globalnya yang hilang, tetapi masih tertinggal dari Android.
Di Amerika Serikat, keunggulan iOS atas Android berfluktuasi sejak sistem operasi saingannya jatuh dari chart pada awal 2010-an. Namun, OS Apple secara konsisten tetap menjadi yang lebih populer dari kedua platform tersebut di AS dari tahun ke tahun. Namun, pada skala pasar global, Android masih mengungguli Apple dengan margin yang besar.
Android dan iOS: Biaya vs Popularitas
Android memegang pangsa pasar global sebagian besar karena keterjangkauannya dibandingkan dengan Apple di seluruh dunia. Namun, penyebaran biaya Apple selain branding dan kehadirannya dalam budaya pop memberikan keunggulan di ruang pasar AS.
Biaya
Alasan utama mengapa Android menguasai pasar global adalah biaya. Di banyak negara (dengan populasi yang jauh lebih tinggi daripada AS), orang memiliki pendapatan yang jauh lebih sedikit. Karena itu, faktor pertama dalam menentukan ponsel adalah biaya. Di arena itu, Apple tidak bisa bersaing dengan Google.
Coba lakukan pencarian cepat di Amazon, dan Anda akan menemukan ponsel Android mulai dari $49,99 dengan merek BLU Advance L5 kurang dari $50. Sedangkan iPhone termurah di Amazon adalah Tracfone Apple iPhone 7 4G, mulai dari $97.
Tentunya kita harus mengabaikan fakta bahwa kedua perangkat tersebut hampir bisa disebut ponsel usang. Namun Anda dapat memiliki ponsel low-end dengan harga termurah sekitar hampir $100.
Bagi sebagian orang, $100 seperti uang receh di sofa. Bagi yang lain, itu gaji sebulan atau lebih. Untuk itu, Android adalah pilihan yang jelas. Mengingat kemiskinan yang merajalela di banyak negara di dunia, keberadaan ponsel murah menjadikan Android pilihan yang lebih baik daripada iOS.
Faktor terbesar dalam penguasaan Android atas pangsa pasar global kemungkinan bisa diringkas ke Asia, sebuah benua dengan populasi besar, di mana lebih dari 320 juta orang hidup dalam kemiskinan ekstrem. Itu hampir sama dengan populasi Amerika Serikat (per 2023, populasi AS adalah 340 juta).
Jika bukan karena operator yang mendistribusikan pembayaran untuk iPhone dari waktu ke waktu, kita mungkin akan melihat AS dan pangsa pasar global lebih sejalan satu sama lain.
Karena operator di AS yang menetapkan harga perangkat selama dua tahun, iPhone seharga $700 menjadi pembelian yang dapat dilakukan oleh sebagian besar orang. Ini menjadi lebih menarik saat Anda melihat perangkat unggulan. Hampir semua orang Amerika dapat memiliki iPhone top-of-the-line ketika harganya dipecah menjadi cicilan bulanan sehingga mahalnya tidak terasa.
Merek
Apple sangat besar, pasti lah. Sebagai merek, Apple memiliki kendali atas segalanya dengan produknya. Tidak seperti perangkat Android, dimana Google membuat sistem operasi dan OEM memproduksi perangkat kerasnya, Apple mempertahankan semuanya. Karena itu, Apple dapat mempertahankan kontrol kualitas, sehingga produk mereka (sebagian besar) menikmati keandalan “atas ke bawah”.
Anda jarang mendengar orang mengeluh tentang perangkat keras Apple. Persimpangan perangkat keras dan perangkat lunak Apple tidak dapat dikalahkan. Namun banyak pengguna Apple yang mengeluh sebab tidak semua aplikasi melimpah yang ada di Android (yang dapat didownload gratis) dapat mereka nikmati di iPhone..
Sebagai sebuah merek, orang-orang di AS lebih memercayai Apple daripada Google. Kepercayaan itu melampaui ponsel dan data, dan apa yang dilakukan dengan data tersebut. Di luar kepercayaan, merek Apple lebih bersinar dan lebih halus daripada merek Google. Pertimbangkan iklan untuk perangkat iPhone dan Android. Apple tidak pernah gagal merilis iklan dengan kesuksesan.
Google, di sisi lain, cenderung lebih bersandar pada sisi manis dari iklan. Logo mereka bahkan merupakan robot yang menggemaskan. Jadi, ketika konsumen Amerika melihat dua iklan yang berbeda, yang satu terlihat lebih profesional. Apple tidak pernah gagal menampilkan dirinya sebagai merek yang lengkap dan itu penting bagi konsumen di negara-negara kaya.
Budaya Pop
Amerika Serikat adalah negara yang terus-menerus berada di bawah pengaruh budaya pop. Dapat dikatakan bahwa sedikit sekali ponsel Android digunakan di TV Amerika. Sebab fanatisme mereka dengan Apple melampaui nalar, sepertinya.
Di Amrik, itu memegang pengaruh kuat atas konsumen. Pengadilan opini publik mengawasi acara favorit mereka dan karakter favorit mereka di acara favorit mereka. Saat pemirsa melihat karakter favorit mereka memegang iPhone, mereka mungkin merasa terdorong untuk membelinya.
Di seluruh dunia, penampilan dan tren tidak sepenting kepraktisan. Mereka yang miskin kemungkinan besar tidak melihat merek atau fitur saat memilih ponsel. Selama telepon dapat melakukan panggilan dan (kadang-kadang) online, itu dapat memenuhi tujuannya.
Jika Apple merilis iPhone yang dapat bersaing dengan Android di pasar kelas bawah, itu akan membuat Google kehilangan pangsa pasarnya. Namun rasanya mustahil Apple mau mengurangi keuntungan melimpah yang didapat selama ini. Biarlah Apple dengan kefanatikan penggunanya sementara Android dengan kebutuhan mendasar tanpa fanatisme berlebih.