tabloidpulsa.id – Melanjutkan tren produk dengan balutan material yang kokoh serta desain yang telah dipikirkan masak-masak, Huawei kembali merilis produk tablet terbaru dengan sistem software anyar Harmony OS 2 dan juga ukuran layar 11 inci dalam aspek ratio 16:10. Tablet bernama Huawei Matepad 11 ini membawa rasio layar yang lebih mendekati pengalaman desktop, cocok untuk bekerja juga berkreasi dengan sudut pandang yang luas.
Ini merupakan pengalaman pertama kali kami menggunakan sebuah tablet dengan Harmony OS. Meski pada dasarnya sama dengan penggunaan ponsel Huawei HMS, semisal P40 Pro yang menggunakan EMUI 11, tapi ada beberapa hal yang menarik untuk dibahas. Terutama di sisi instalasi aplikasi yang tidak ada di Huawei App Gallery, alias sideloading via petal search dan penyedia apk pihak ketiga.
Secara umum, tablet ini akan menawarkan pengalaman yang maksimal, baik saat digunakan apa adanya, hanya berupa tablet saja. Maupun saat disandingkan dengan periferal lain, baik yang resmi dibuat untuk tablet ini, semisal M-Pencil 2 dan Smart Magnetic Keyboard, maupun perangkat mouse Bluetooth pihak ketiga atau Bluetooth Controller Pad buat bermain game.
Karena kita tidak tahu kapan akan membutuhkan pengalaman layaknya menggunakan PC super ringan, dan atau sebuah tablet dengan dukungan aksesoris super lengkap. Semisal saat kita belajar di rumah, atau tiba-tiba harus bekerja saat melakukan perjalanan ke suatu tempat, maka kehadiran Huawei Matepad 11 dengan harga yang relatif terjangkau akan menjadi penyelamat.
Harga: Rp 7.299.000,- (tablet only)
Pilihan Warna: Matte Grey
Paket Penjualan: Tablet Huawei Matepad 11, Charger adapter, Kabel data USB type-C, Konverter audio Type-C to 3.5 mm, PIN Ejector, Buku Manual
SPESIFIKASI:
Dimensi & Berat (mm&gram) | 253,8 x 165,3 x 7,25 mm/ 485 gram |
SIM & Jaringan | No SIM- WiFi 6 |
Sistem Operasi (OS) | HarmonyOS 2.0 |
Supported storage eksternal | Ya, MicroSD sampai 1 TB |
Layar inci – Tipe Screen | 10.95 inci, ~82.9% screen-to-body ratio, 2560 x 1600 pixels, 16:10 ratio (~276 ppi density), IPS LCD capacitive touchscreen, 16M colors |
Prosesor/ CPU | Qualcomm Snapdragon 865 (7nm); Octa-core (1×2.84 GHz Kryo 585 + 3×2.42 GHz Kryo 585 + 4×1.8 GHz Kryo 585. GPU: Adreno 650 |
RAM & Internal Storage | 6 GB RAM/ 128 GB ROM |
Kamera (MP/fitur) belakang/depan | Belakang Single: 13 MP, f/1.8, LED flash Video: 4K 30fps Depan Single: 8 MP, f/2.0 |
Baterai jenis (jenis) | 7250 mAh Li-po (non-removable), fast charging 22.5W |
FITUR CHECK:
Removable battery | Tidak | Fingerprint | Tidak |
Multitouch | Ya | Dual Kamera Depan | Tidak |
Dual SIM | Tidak | Memory external | Ya |
3G HSDPA | Tidak | Gyroscope | Ya |
4G LTE | Tidak | Quad Kamera Belakang | Tidak |
NFC | Tidak | 4K video recording | Ya |
Infrared | Tidak | Video player | Ya |
USB On-the-go | Ya | Music player | Ya |
GPS | Ya | Radio FM | Tidak |
PLUSMINUS
Kelebihan | Kekurangan |
Baterai berkapasitas besar dan tahan lama Mendukung M-Pencil untuk berkreasi Chipset flagship, nyaman buat ngegame dan ngedit video Audio 4 channel, dengan 4 sepaker dan 4 mic Fitur-fitur multitasking dan mudah terintegrasi dengan produk Huawei lain Material solid dan elegan | Tidak ada Jaringan ponsel Tidak ada dukungan Google Peripheral dijual terpisah |
Desain Ringkas, Material Solid
Satu hal yang sering menjadi target keluhan di produk terdahulu, Matepad Pro, sudah dibenahi di Huawei Matepad 11 kali ini. Ya, selain tetap menampilkan area layar dengan bezel tipis dan rata di semua area, Matepad 11 juga tidak lagi menggunakan desain punch hole untuk mengakomodasi kamera selfie. Melainkan tetap menampilkannya di salah satu sisi paling panjang, tepat di bagian atas, ketika tablet diposisikan horisontal. Atau di sisi yang sama dengan magnet untuk mengisi daya ulang m-pencil.
Keputusan ini memperlihatkan bahwa Huawei terus berupaya untuk memperbaiki produknya, mulai dari hal paling dasar, desain! Dan menariknya di sebelah kamera selfie ini, Huawei meletakkan LED yang akan menyala ketika ada notifikasi masuk. Mengingatkan kita untuk menengok isi tablet, meskipun layar dalam kondisi mati.
Seperti biasa, material yang digunakan pun tidak main-main. Menggabungkan material plastik keras pada bagian tulang tablet, bahkan terasa seperti ada campuran logam karena pewarnaan yang juga glossy, juga pada seluruh bagian back cover. Memang terlihat sederhana tanpa banyak pewarnaan, namun justru terlihat elegan, solid dan nampak serius.
Kita hanya menemukan tulisan Huawei di bagian tengah back cover tablet ini, dalam posisi horisontal. Atatu menghadap ke samping, dimana lensa kamera utama jadi berada di bagian kanan atasnya. Menandakan bahwa Matepad 11 nampaknya dibuat lebih banyak untuk digunakan dalam posisi ini.
Tablet ini relatif ringan. Tanpa aksesoris tambahan hanya memiliki bobot 485 gram saja. Dan sangat tipis, hanya memiliki ketebalan 7,3 mm. Jadi mudah dibawa kemana-mana, diselipkan di tas kecil untuk kegiatan apapun.
Kalau kita perhatikan, pada bagian sisi pendek, kita bisa menemukan lubang-lubang speaker yang terletak simetris, dua di setiap sisi. Artinya ada empat lubang keluaran speaker yang ternyata merupakan 4 speaker yang terpisah sehingga mampu memunuclkan efek 4 channel audio, cukup kental dalam menampilkan bass dan ditune oleh Harman/Kardon.
Selain 4 speaker ini, juga jika diperhatikan kita akan menemukan 4 mic, yang tersebar di seluruh bagian. Tiga ada di bagian sisi panjang atas, atau bagian yang sama dengan tombol volume dan magnet charging m-pencil. Tepatnya dua mengapit tombol volume, satu diletakkan agak ke tengah mendekati lensa kamera selfie tablet ini. Sementara satu lagi ada di bagain back cover, tepat di samping bagian kamera utama.
Tombol power, dengan aksen warna merah di ujungnya, diletakkan di sisi pendek bagaian kiri, atau berada di sudut yang saling berdekatan dengan tombol volume. Lalu di sisi pendek lainnya, kita akan menemukan port USB Type-C, sementara slot kartu MicroSD ada di sisi panjang bawah atau berlawanan dengan sisi panjang yang ada tombol volumenya.
Layar IPS 120 Hz
Nampaknya standar layar lebar dengan refresh rate tinggi hingga 120Hz sudah menjadi standar untuk tablet-tablet profesional. Karena jenis layar yang sama sudah digunakan sejak tahun 2017 di kubu Apple dan berhasil, maka wajar jika saat diumumkan pertama kali akan hadir juga di Matepad 11 dengan brand FullView Display 120Hz, kami sih sudah membayangkan akan seperti apa tampilan yang bisa kami rasakan.
Benar saja. Dengan spesifikasi demikian, layar berpanel IPS (TFT LCD) dengan Gamut warna DCI-P3, paling cocok sih untuk menampilkan tayangan streamingan. Nonton jadi berasa lebih imersif dengan profil warna sinematis dan juga dukungan speaker 4 channel yang membuatnya jadi lebih hidup. Dan ingat, ratio layar tablet ini juga sudah ke arah widescreen alias 16:10. Bukan 4:3 seperti tablet-tablet pesaing.
Sekedar mengingatkan, tablet ini membawa ukuran layar 10.95 inci, alias mendekati 11 inci sesuai dengan penamaan tablet ini. Dan dengan ratio yang 16:10 tadi, maka Matepad 11 ini tampil seperti ponsel yang besar, dengan penggunaan default dalam posisi tidur alias horisontal.
Layar Matepad 11 ini adalah layar sentuh yang mendukung kontrol secara penuh dan juga bisa digunakan untuk mengenali goresan stylus dari M-Pencil generasi kedua Huawei. Artinya, selain untuk menonton film, mengetik tugas dan bermain game, tablet ini juga bisa digunakan sebagai media untuk menandatangani dokumen atau berkreasi, menggambar dan menuangkan ide yang ada di dalam kepala Anda ke dalam sebuah sketsa digital.
Huawei Indonesia berbaik hati menyertakan M-Pencil generasi kedua dan juga magnetic keyboard untuk digunakan di Matepad 11 dan meskipun kami agak kurang di sisi artistik ya, hehe kami mencoba mengoptimalkannya dengan menggunakan aplikasi yang mungkin bisa digunakan dan tersedia untuk tablet ini. Beberapa catatan yang menarik, akan kita bahas di bagian DUKUNGAN PERIFERAL ya.
Harmony OS 2.0 dan Desktop View
Harus diakui, ketidakhadiran Google Mobile Service memang menyulitkan pengguna Huawei. Yes, bukan hanya pihak Huawei saja yang bingung, pengguna setianya pun jadi ikut mencari jalan keluar setidaknya di sisi praktis sehari-hari. Jujur untuk mengatasi kealfaan Google di ponsel Huawei P40 Pro misalnya, kami sudah sedikit banyak berhasil mendapatkan titik nyaman. Hingga kita lupa bahwa ini ponsel HMS (Huawei Mobile Service).
Hal serupa entah kenapa belum bisa kami terapkan di Harmony OS 2.0 atau paling tidak di Matepad 11 ini. Ada sejumlah aplikasi menggambar yang secara teori tuh seharusnya bisa banget disideload, tapi gagal. Hehe. Oh iya, buat pengguna Huawei veteran tentu hal ini sudah lumrah ya. Jadi anggap saja ini masuk dalam disclaimer kami sebagai: kebutuhan edukasi!
Matepad 11 yang kami review sudah penuh dengan aplikasi streaming online, mulai dari youtube, youtube music, Netflix, iQiyi, HBO GO, Vidio, Spotify dan sebagainya. Dan semuanya bisa berjalan lancar dengan dukungan WiFi 6 pada perangkat ini. Sebagian kami menginstalnya via bantuan Petal Search. “Obat dari segala obat” di Harmony OS. Sementara sisanya memang sudah resmi tersedia di Huawei AppGallery.
Bahkan beberapa aplikasi untuk produktivitas dan berkreasi sudah terinstal sejak pertama mengaktifkan tablet ini. Jadi, ibaratnya kita tidak perlu banyak waktu untuk terbiasa dengan Harmony OS. Oh iya sebenarnya ini bukan pertemuan pertama kami dengan Harmony OS. Perangkat Huawei Mate 30 Pro kami sudah kami instal dengan Harmony OS. Tapi karena perangkat ponsel tersebut sudah ada GMS, jadi pengalamannya jadi beda lagi dengan Harmony OS yang kami rasakan di Matepad 11.
Yang menjadi menarik tentu saja ada pada kehadiran fitur-fitur yang mendukung produktivitas, memudahkan ketika kita bekerja, layaknya sebuah laptop. Semisal layar multi-window hingga 10 kolom dalam satu tampilan layar, Instant Acces menuju aplikasi-aplikasi yang sering digunakan atau digunakan paling akhir, APP Bubble untuk mengaktifkan aplikasi untuk tertampil secara multitasking hingga 4 aplikasi yang terbuka dalam satu waktu, kemampuan drag & drop antar beberapa aplikasi yang mendukung, hingga dukungan mirroring-extension-collaboration dengan perangkat PC Windows.
Buat Anda yang punya ponsel Huawei dengan EMUI atau Harmony OS, juga bisa mirroring di tablet ini, semisal untuk mengirimkan file dan foto dari ponsel ke tablet atau sebaliknya.
Lengkap sih. Bahkan kami sendiri sampai kelamaan nyobain fitur-fitur ininya ketimbang nulis reviewnya. Asik buat bermain-main tapi juga apik untuk keperluan yang lebih serius.
Hanya saja, beberapa aplikasi, baik yang sudah pre-installed ataupun yang kita install secara manual via appgallery dan sumber lain, kadang tidak tertampil optimal saat layar landscape. Beberapa tetap tertampil dengan ukuran vertikal atau portrait, sehingga menyisakan area kosong di kanan dan kiri layar. Kadang mengganggu meskipun prakteknya, justru jadi makin bagus saat ditampilkan bersamaan dengan aplikasi lain via multiwindows.
Performa Mulus untuk Kerja dan Bermain
Tunggu sebentar, tablet Matepad 11 didukung chipset buatan Qualcomm? Wow! Menariknya chipset yang digunakan pun masuk dalam kategori chipset high end seri 8 yakni Snapdragon 865. Chipset flagship yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 2019.
Namanya juga “pernah” jadi chipset flagship, Snapdragon 865 ini membawa CPU dan GPU yang mumpuni, yakni ARM cortex A77 atau Kryo 585 dalam beberapa tipe dan Adreno 650 yang masih dikenal sebagai GPU kelas premium.
Chipset ini membawa fabrikasi 7nm dengan konfigurasi CPU 8 inti. 1 inti memiliki kecepatan 2.84Ghz, ditemani 3 inti berkecepatan 2.42 GHz dan sisanya ada 4 inti berkecepatan 1.8GHz. Konfigurasi ini memungkinkan sistem untuk menghemat daya secara efisien karena mampu membedakan penggunaan yang ekstrim dengan penggunaan biasa.
Ditemani dengan besaran RAM 6GB, tablet ini juga dilengkapi dengan media penyimpanan sebesar 128GB dan bisa ditambahkan hingga 1TB melalui microSD
Bersama dengan refresh rate yang diatur 120Hz, pengalaman real untuk mendeskripsikan bahwa performa tablet ini mulus terjadi sejak berpindah-pindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain. Menggunakannya untuk multi windows pun berjalan lancar. Dan terakhir untuk bermain game pun terasa ringan.
Game-game yang membatasai tampilan di 30 fps sih sudah pasti bakal dilahap dengan mudah. Termasuk dengan layar lebar seperti ini, kita bisa memainkan game tersebut menggunakan Bluetooth Gamepad sambil bersantai. Tidak semua game sih, tapi minimal game-game yang mendukung controller Bluetooth bisa dimainkan dengan mode seperti ini.
Ada sedikit peningkatan panas, terutama di bagian bawah tablet saat posisi landscape dengan kamera selfie di atas. Ketika bermain game berlama-lama. Tapi karena tidak begitu signifikan, maka terkadang kita tidak merasakannya, terlebih saat diletakkan dalam mode kick stand dengan kontroler Bluetooth.
Lalu baterai nih. Tablet Matepad 11 membawa baterai dengan kapasitas besar banget 7250 mAh. Dengan dukungan fast charging 22.5W. Lumayan, mengingat kapasitas baterai yang demikian besar, maka kehadiran fast charging ini akan membantu kita saat harus mengisi daya tablet dengan cepat.
Kapasitas segini tuh mampu menjaga tablet untuk tetap bisa aktif hingga seharian penuh, hampir non stop. Dan bahkan ketika low batt pun masih bisa digunakan lebih lama, sampai benar-benar kehabisan daya.
Dukungan Periferal yang Luwes
Jika beruntung, Anda bisa membeli tablet ini dengan tambahan aksesoris berupa Bluetooth Wireless Keyboard atau M-Pencil generasi kedua, dengan potongan harga yang signifikan. Alias, harga tablet ditambah harga aksesoris resmi yang telah dikorting. Sering-sering cek situs resmi Huawei dan toko resmi Huawei di toko online kepercayaan Anda.
Yang pasti harga yang dimunculkan di atas hanya berlaku untuk paket Tabletnya saja. Sementara aksesoris tambahan lainnya harus dibeli secara terpisah. Harganya lumayan ya. M-Pencil Generasi 2 ini dijual di kisaran harga Rp 1.299.000,- sementara keyboard smart magnetic ada di angka Rp 1.599.000,-
Jika beruntung Anda bisa mendapatkan tablet Matepad 11 ini dengan harga Rp 8 jutaan sudah termasuk keyboard magnetic. Alias hemat sekitar 800 ribuan. Tapi promo ini belum tentu ada selamanya.
Karena Keyboard magnetic Huawei ini tidak memiliki track pad, maka untuk merasakan kenyamanan seperti pada PC Desktop, kita bisa menghubungkan mouse Bluetooth ke perangkat ini. Jadi, meskipun sudah ada M-Pencil dan Magnetic Keyboard yang terhubung, kita masih bisa menghubungkannya dengan mouse dan berjalan bersamaan secara simultan.
Oh iya, karena tablet ini juga sudah support codec Bluetooth LDAC dan L2HC, maka saya kerap menggunakan headset Huawei Freebuds Studio untuk mendengarkan musik sambil mengetik. Atau untuk bermain game Call of Duty Mobile, saya biasa menghubungkan kontroler PS5 (dualsense) lewat jalur Bluetooth. Semuanya bisa berjalan secara simultan. Menarik kan?
Untuk M-Pencil generasi kedua, desainnya menarik dengan menyisakan satu bagian yang melengkung untuk bisa diletakkan di sisi tablet, dan menempel di sana dengan magnet, sekaligus melakukan pengisian daya.
Saat dicoba untuk menulis, menggambar dan juga membubuhkan tanda tangan, pencil digital Huawei ini berjalan dengan baik. Hanya saja, mungkin dapat diperbaiki di update software berikutnya, supaya goresan di atas layar bisa lebih mulus, tanpa distorsi ketika digunakan dalam kecepatan rendah. Semisal saat membuat lekukan ketika menandatangai dokumen.
Kamera Sebagai Pelengkap
Tablet Huawei Matepad 11 membawa dua kamera. Satu di belakang sebagai kamera utama, dan satu di depan sebagai kamera selfie. Tapi siapa sih yang saat ini masih menggunakan kamera tablet untuk memotret? Dalam simulasi kami, mungkin kami akan membutuhkan kamera tablet ketika harus meoitret tugas penulisan dari guru di atas kertas putih. Nah kamera 13 MP yang dilengkapi dengan LED flash dan aperture besar f/1.8 ini bisa dimaksimalkan.
Tapi saya sendiri lebih memilih untuk memotretnya dengan Huawei P40 pro yang memiliki kamera jauh lebih baik, lalu drag & drop ke tablet jika memang tugasnya harus diserahkan melalui aplikasi yang ada di tablet.
Sementara untuk kamera depan yang merupakan lensa 8MP dengan fixed focal dan aperture f/2.0, mampu menjalankan tugasnya dengan baik untuk menjadi saran bercakap via video conference, semisal whatsapp video call atau Zoom. Iya Zoom, kami berhasil menginstal zooom di Matepad 11 dan menggunakannya tanpa ada hambatan.
Kesimpulan
Sebagai tablet Huawei dan perangkat Huawei pertama di Indonesia yang mengadopsi Harmony OS, maka Matepad 11 menjadi menarik bagi mereka yang selama ini menggunakan ponsel HMS. Kalaupun tidak, Matepad 11 merupakan tablet alternatif bagi mereka yang bosan menggunakan tablet dengan ratio 4:3, dengan keunggulan di sisi tampilan yang setara 120 Hz, dengan dukungan chipset flagship di masanya, dan juga kemampuan untuk bisa menerima input dari M-Pencil sehingga meningkatkan kemungkinan kita dalam berkreasi.
Pengguna yang membutuhkan perangkat yang lebih ringan dan portable dari sebuah laptop, namun lebih besar dari ponsel, tapi memiliki semua kemampuan yang dimiliki oleh ponsel dan laptop, maka matepad 11 ada solusi yang paling memungkinkan. Harga terjangkau serta dukungan periferal yang luwes menjadi beberapa alasannya.
Mengenai ketidakhadiran Google, bagi kami sudah tidak lagi menjadi masalah. Selain karena ini adalah tablet dan sudah ada petal browser yang siap membantu kita mencarikan app alternatif, pihak Huawei juga terus meningkatkan kompatibilitasnya dengan terus menambah kompatibilitas aplikasi yang dibutuhkan. Semoga aplikasi menggambar juga terus diperbanyak di masa mendatang.