tabloidpulsa.id – Indodax, salah satu platform jual beli aset kripto terbesar di Indonesia, mengalami peretasan yang menyebabkan kerugian hingga Rp 300 miliar.
Namun, berkat respons cepat dan langkah mitigasi yang efisien, masalah ini berhasil diatasi dalam waktu 80 jam tanpa ada aset kripto nasabah yang hilang.
Indodax dikabarkan kebobolan akibat serangan siber yang berhasil menembus sistem keamanan mereka. Serangan ini mengakibatkan kerugian besar, dengan perkiraan total mencapai Rp 300 miliar.
Namun, CEO Indodax, Oscar Darmawan, memastikan bahwa meskipun terjadi peretasan besar, tidak ada aset kripto milik nasabah yang dicuri.
“Kami dapat memastikan bahwa seluruh aset nasabah aman. Tidak ada satu pun aset kripto yang hilang akibat peretasan ini,” kata Oscar dalam pernyataannya.
Insiden peretasan ini terjadi pada platform Indodax, yang dikenal sebagai salah satu tempat jual beli aset kripto terbesar di Indonesia. Dengan jutaan pengguna, insiden ini menarik perhatian besar dari para penggiat kripto dan media lokal.
Peretasan ini diduga terjadi karena adanya serangan malware yang masuk ke sistem Indodax dan melibatkan salah seorang karyawan Indodax. Malware tersebut berasal dari file yang di-inject lewat sebuah perangkat kerja yang terhubung ke sistem Indodax.
“Jadi salah satu dari karyawan kita, salah satu dari engineering kita itu ditawari kerjaan freelance. Ditawari pekerjaan untuk men-setting satu server dan harus mengunduh sebuah file terkait pekerjaan tersebut. Di salah satu file tersebut ternyata sudah disusupi malware yang bisa membuka akses ke server Indodax,” kata Oscar dalam acara talk show Indodax di Jakarta, Senin (23/9/2024)
Namun, Oscar menegaskan bahwa tim teknis mereka telah bekerja keras memperkuat sistem keamanan untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Setelah mendeteksi peretasan, tim teknis Indodax segera berkoordinasi dengan otoritas terkait serta pakar keamanan siber untuk mengatasi masalah ini.
Mereka berhasil menanggulangi serangan dan menutup celah keamanan hanya dalam waktu 80 jam.
“Kami bekerja tanpa henti selama 80 jam untuk memastikan semua celah ditutup dan sistem kembali normal,” ujar Oscar Darmawan.
Selain itu, Indodax juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian serta lembaga keamanan siber Indonesia untuk menyelidiki pelaku serangan ini.
Indodax bergerak cepat dengan menonaktifkan beberapa layanan sementara waktu untuk mencegah kerugian lebih lanjut.
Tim keamanan mereka melakukan audit menyeluruh terhadap sistem dan memperbaiki celah-celah yang dimanfaatkan oleh peretas.
Dalam waktu 80 jam, sistem kembali pulih, dan layanan kepada pelanggan bisa dilanjutkan seperti biasa.
Oscar Darmawan juga menambahkan bahwa mereka akan meningkatkan keamanan sistem dengan teknologi terbaru untuk mencegah serangan di masa mendatang.
Setelah serangan ini, Indodax berkomitmen untuk meningkatkan keamanan platform dengan menggandeng pakar keamanan siber dan menggunakan teknologi enkripsi terbaru.
Selain itu, mereka juga memperkenalkan sistem pemantauan 24 jam yang lebih ketat, serta program edukasi bagi pengguna untuk lebih waspada terhadap potensi ancaman siber.
“Keamanan dan kenyamanan pelanggan selalu menjadi prioritas kami. Kami akan terus berupaya memastikan bahwa Indodax adalah platform yang aman untuk bertransaksi kripto,” pungkas Oscar.
Dengan langkah mitigasi yang cepat dan transparansi dalam penanganan, Indodax berhasil mempertahankan kepercayaan para penggunanya, meskipun menghadapi ancaman besar dari peretas.
Peretasan sebesar Rp 300 miliar yang menimpa Indodax menyoroti pentingnya keamanan siber di era digital ini.
Namun, langkah cepat dan tanggap dari tim Indodax berhasil menyelamatkan aset kripto para nasabah, dan menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi tantangan keamanan di masa depan.
Bagi para pengguna platform digital, insiden ini juga menjadi pengingat untuk selalu berhati-hati dan memperkuat langkah-langkah keamanan pribadi dalam dunia transaksi digital.