Home NEWS Survei Couchbase: Perusahaan Tanpa Teknologi AI Berisiko Rugi US$87 Juta per Tahun

Survei Couchbase: Perusahaan Tanpa Teknologi AI Berisiko Rugi US$87 Juta per Tahun

couchbase survei

tabloidpulsa.id – Di tengah era transformasi digital yang semakin pesat, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) menjadi kunci untuk menjaga daya saing perusahaan. Hal ini ditegaskan melalui survei Couchbase terbaru, yang menunjukkan bahwa perusahaan yang gagal mengimplementasikan teknologi AI secara efektif berpotensi mengalami kerugian hingga US$87 juta per tahun.

Survei tahunan Couchbase ke-8 ini melibatkan 800 pengambil keputusan senior di bidang teknologi informasi dari berbagai sektor, seperti keuangan, layanan kesehatan, hingga industri gim.

Studi ini menyoroti bahwa kegagalan dalam mengadopsi AI secara optimal dapat menyebabkan kehilangan hingga 8,6% pendapatan bulanan perusahaan.

Lebih lanjut, 21% responden mengaku memiliki kontrol yang “nol” atau “tidak memadai” terhadap penggunaan AI di organisasi mereka. Ketidakseimbangan akses—baik terlalu terbuka maupun terlalu terbatas—menyebabkan risiko yang semakin besar.

Sementara itu, 64% responden menyatakan terhambatnya adopsi AI karena proses pengambilan keputusan yang lambat, atau biasa disebut dengan decision paralysis.

Adopsi AI Jadi Penentu Kepemimpinan Industri

Hasil Survei Couchbase juga memperlihatkan bahwa 78% perusahaan percaya bahwa pengadopsi awal AI akan menjadi pemimpin pasar di masa depan, dan 73% menyatakan bahwa AI telah mengubah lanskap teknologi di tempat mereka bekerja.

Baca Juga:  UiPath dan Indosat Siap Bekali 100 Ribu Talenta Digital dengan Keterampilan Otomatisasi

Komitmen terhadap AI pun makin terlihat dari proyeksi peningkatan anggaran: pengeluaran untuk AI, termasuk Generative AI (GenAI) dan AI agentik, diperkirakan melonjak 51% antara 2025–2026, jauh melebihi pertumbuhan 35% pada modernisasi digital secara umum.

Ini menunjukkan bahwa AI kini menjadi elemen sentral dari strategi transformasi digital perusahaan.

“Peralihan dari GenAI ke AI agentik membuka peluang besar bagi organisasi yang mampu mengelolanya dengan tepat,” ujar Julie Irish, CIO Couchbase. “Keberhasilan perusahaan bergantung pada kemampuan mereka membangun aplikasi AI berskala besar, yang ditopang oleh kualitas, skalabilitas, dan aksesibilitas data yang tinggi.”

Temuan Kunci Survei Couchbase

Beberapa insight penting dari survei ini antara lain:

  • 99% perusahaan menghadapi tantangan serius dalam proyek AI, mulai dari kesulitan mengelola data hingga risiko kegagalan proyek yang tinggi. Hal ini menyebabkan 17% dari anggaran AI terbuang, dan keterlambatan pencapaian target strategis hingga 6 bulan.
  • Kesenjangan pemahaman data menjadi hambatan utama. Sebanyak 70% perusahaan mengakui bahwa pemahaman mereka tentang kualitas dan aksesibilitas data masih kurang, berkontribusi pada ketidaksiapan dalam mengelola risiko AI secara menyeluruh.
  • Arsitektur data masih belum ideal. Mayoritas perusahaan (75%) memiliki arsitektur dengan banyak basis data yang justru menyulitkan akurasi output AI. Bahkan, 84% belum memiliki sistem untuk mengelola dan mengindeks data vektor berdimensi tinggi yang krusial bagi performa AI.
  • Budaya eksperimen dorong kesuksesan AI. Perusahaan yang mendorong eksperimen dalam pengembangan AI memiliki 10% lebih banyak proyek yang berhasil diluncurkan, dan mengalami 13% lebih sedikit pemborosan anggaran dibandingkan perusahaan yang konservatif.
  • Investasi pada GenAI dan AI agentik kini mulai seimbang, masing-masing menyerap 30–35% dari total anggaran AI. Ini mencerminkan upaya perusahaan untuk mengejar perkembangan teknologi yang sangat cepat.
  • Risiko tergeser oleh pesaing lebih gesit. Sebanyak 59% pemimpin TI khawatir organisasi mereka bisa dikalahkan oleh pemain yang lebih kecil namun lebih tangkas dalam memanfaatkan teknologi AI. Namun, 79% percaya mereka juga bisa menjadi disruptor terhadap kompetitor yang lebih besar.
Baca Juga:  Menjajal Expert RAW Galaxy Z Flip6, Foto Makin Keren dan Profesional

Platform AI yang Andal Jadi Kunci Sukses

Menurut Matt McDonough, SVP of Product Couchbase, platform data modern menjadi fondasi penting dalam penerapan AI yang sukses.

“Dengan fitur seperti vector search, layanan AI terintegrasi, dan dukungan penuh untuk pengembangan AI agentik, Couchbase memungkinkan pelanggan membangun sistem AI canggih berskala besar dengan efisiensi dan performa tinggi,” jelasnya.

Platform multifungsi dari Couchbase dirancang untuk menyatukan beban kerja operasional, analitik, AI, vektor, hingga mobile dalam satu arsitektur terpadu.

Pendekatan holistik ini tidak hanya mempermudah kontrol dan perlindungan data, tetapi juga mempercepat proses inovasi teknologi.

Couchbase menegaskan bahwa penguasaan terhadap teknologi AI dan pengelolaan data yang tepat bukan lagi opsi, melainkan kebutuhan.

Baca Juga:  Alibaba Cloud Luncurkan OBS Cloud 3.0 Berbasis AI untuk Paris 2024

Perusahaan yang membangun fondasi AI sejak dini, dengan strategi data yang matang dan kontrol yang kuat, akan memiliki keunggulan kompetitif di tengah disrupsi digital yang kian cepat.


Cek berita teknologi terkini, review gadget, rekomendasi ponsel, tips & trick, tren lifestyle dan video tabloidpulsa.id di Google News.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here