tabloidpulsa.id – Sejak diumumkan pertama kali, ROG Ally digadang sebagai handheld PC Gaming yang akan mengganggu posisi Steam Deck di dunia. Meskipun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, juga bukan pemain pertama di bidangnya, tetapi popularitas kedua handheld pc gaming ini memaksa mereka untuk dibandingkan, bahkan tak jarang membuat galau calon konsumennya.
Beruntung kami telah mencoba keduanya dan mampu memberikan pandangan singkat bagi Anda yang memiliki kebingungan sama.

Kontrol Harga
ROG Ally akhirnya diumumkan bakal meluncur resmi melalui Asus Indonesia. Hal ini merupakan hal positif karena akan mempengaruhi pasokan barang, purna jual dan sampai saat ini terbukti di sisi harga yang masih terkontrol.
Hal ini tidak terjadi saat Steam Deck baru saja tersedia di pasar online Indonesia. Harganya bisa mencapai 400 hingga 500 % dari harga yang disarankan, saat itu. Tercatat sejak Asus mengumumkan akan membawa ROG Ally resmi ke indonesia, harganya makin masuk akal.
Saat ini, sebelum ROG Ally dijual secara resmi oleh Asus Indonesia, kami mendapatkan perangkat ROG Ally di kisaran 13.5 juta, atau hanya 2 juta lebih mahal dari harga pre order.
Sementara Steam Deck dijual di kisaran angka 6-7 jutaan untuk varian terendah (64GB). Yang bisa diupgrade ke 1 TB SSD hanya dengan menambah 1 – 2 jutaan saja.
Kemudahan Setup
ROG Ally adalah sebuah perangkat komputer berbasis Windows 11. Artinya, saat kita baru membeli produk ini, kita akan melakukan setingan serupa dengan saat membeli perangkat laptop.
Anda akan melakukan instalasi beberapa hal sebelum akhirnya produk ini bisa digunakan untuk menginstal game yang diinginkan. Baru setelah itu, bisa digunakan untuk bermain game. Prosesnya terbilang panjang.
Di sisi lain, Steam Deck dari Valve merupakan perangkat yang lebih ramah terhadap pengguna awam. Meskipun dalam prakteknya kelak akan tetap memberikan keleluasaan bagi coder untuk mengutak-atik sistem pada perangkat ini.
Steam Deck menjalankan SteamOS yang merupakan sistem operasi custom milik Steam berbasis Linux. Sehingga dianggap mudah karena kita hanya perlu membeli game di Steam dan langsung memainkan game tersebut. Proses dari pembelian hingga menikmati game terbilang lebih cepat dan to the point.
Game yang Bisa Dimainkan
Sesuai namanya, Steam Deck sejatinya hanya bisa menjalankan game yang dijual atau sudah Anda miliki di platform atau launcher Steam. Itu pun tidak semuanya bisa berjalan lancar, terutama untuk game-game pihak ketiga yang membutuhkan akun launcher lain semisal Xbox on PC games maupun EA play (dulu Origin).
Semisal FIFA 23, game favorit kami ini tidak bisa berjalan di Steam Deck karena masalah kompatibilitas software anticheat milik EA. Mengingatkan kita pada masalah sama saat FIFA 23 baru diluncurkan di Steam yang juga tidak bisa berjalan normal di perangkat PC kala itu, sampai ada perbaikan melalui update software di kemudian hari.
Sebaliknya, karena ROG Ally merupakan perangkat Windows, semua launcher atau toko game bisa diinstal di sini. Artinya kita bisa menginstal Steam, Xbox Store, EA Apps, Battle.net, Epic Store dan sebagainya.
Dengan kata lain, kita bisa menikmati Xbox PC Game pass, bermain FIFA 23, Fortnite, Diablo IV, bahkan Genshin Impact for PC. Semaunya si pengguna saja.
Tentunya dengan permasalahan sebuah PC berbasis Windows.
Modifikasi dan Emulasi
Kedua perangkat, baik ROG Ally maupun Steam Deck sama-sama mendukung Emulasi game. Meskipun di sisi legal masih terbilang abu-abu. Tapi jika Anda merasa sudah memiliki game klasik dan ingin memainkannya di satu perangkat saja, maka emulasi bisa menjadi salah satu solusi.
Semisal saat Anda sudah memiliki Nintendo Switch dan memiliki game Zelda terbaru, maka Anda bisa membawanya ke ROG Ally atau Steam Deck melalui emulator yang tersedia.
Sementara untuk sisi modifikasi, Steam Deck yang umurnya lebih lama telah memiliki sejumlah komunitas yang ikut membantu menciptakan sejumlah tool untuk memudahkan penggunaan, maupun meningkatkan performa dan tampilan Steam Deck.
Komunitas ini juga yang akan memberikan masukan pada tim developer Steam untuk menciptakan fix bagi game-game yang bermasalah. Sehingga bisa dimainkan dengan baik di Steam Deck di kemudian hari. Jadi akan selalu hadir harapan, yang penting sabar.
Termasuk kemungkinan untuk menginstal Windows di perangkat Steam Deck untuk menghilangkan kekurangan dukungan game yang disebut di atas. Hanya saja hal ini tidak direkomendasikan oleh pihak Valve.
Spesifikasi Hardware
Anda tentu sudah membaca atau pernah menemukan tulisan yang membahas perbandingan spek keduanya, bukan? Yang di atas kertas tentu berbeda. Dengan Chipset yang membawa CPU dan GPU lebih mutakhir, ROG Ally lebih menjanjikan di sisi performa.
Steam Deck membawa hardware yang lebih lemah. Dengan perpaduan 4 inti Zen 2 dan 8 inti RDNA 2, menawarkan performa secara teori hingga 1.6 TFLOP. Dengan kebutuhan daya maksimum di 15W. Bandingkan dengan ROG Ally yang sudah membawa 6 inti Zen 4 dan 4 inti RDNA 3 yang di atas kertas bisa menghasilkan performa hingga 2.8 TFLOP. Dan kebutuhan daya hingga 30W di mode extreme.
Belum lagi spek layar yang sudah FHD 120Hz akan memanjakan mata pengguna dibandingkan layar 1200 x 800 pixel 60Hz milik Steam Deck.
Termasuk di sisi dukungan VGA eksternal (XG) di ROG Ally, juga dukungan MicroSD UHS II di perangkat ini. Memungkinkan kita menginstal game di microSD dengan performa yang cepat.
Di Steam Deck kita bisa melakukan hal sama, yaitu menginstal game di MicroSD card dengan spek lebih rendah yaitu XDSC A1 dengan performa yang tetap terjaga namun harga yang lebih terjangkau.
Hanya saja, resolusi dan setingan lebih merapat ke kiri, jika dibandingkan dengan ROG Ally.
Secara desain, keduanya bisa dibilang ergonomis dengan perbedaan di sisi bobot dan cara bermain. ROG Ally yang membawa joystik dalam posisi diagonal, seperti Xbox dan Nintendo Switch, memang harus dibuat ringan dan tipis.
Sementara Steam Deck yang membawa joystik di posisi aneh, mendekati ujung atas, memang harus demikian agar kedua tangan pengguna bisa menopang semua berat konsol secara seimbang.

Bicara soal joystick, Steam Deck rasanya sedikit lebih baik karena lebih berat sehingga mempermudah gamer untuk membidik dengan lebih presisi. Sementara ROG Ally stiknya lebih mudah bergerak atau enteng.
Di sisi lain, Steam Deck juga membawa dua trackpad di sisi kanan dan kiri. Sangat berguna saat kita mengakses menu dan Desktop mode (dolphin), tanpa harus menghubungkan mouse bluetooth.

Untuk penggunaan yang lama, ROG Ally akan terasa lebih baik. Karena lebih ringan. Hanya saja dukungan baterai dan kebutuhan daya yang kurang proporsional menyebabkan durasi baterai yang lebih cepat habis ketimbang Steam Deck (saat tulisan dibuat).
Paket Penjualan dan Aksesoris Pihak Ketiga
Steam Deck hadir di Indonesia melalui distributor. Secara umum paket penjualannya akan sama dengan paket penjualan di Negara asalnya, yaitu hanya Steam Deck, charger dan Casing Cover atau tas penyimpanan. Tapi beberapa distributor menawarkan screen protector sebagai salah satu paketan penjualan.
ROG Ally di sisi lain, baru akan diluncurkan resmi dalam beberapa hari ke depan. Jika Anda membelinya dari distributor, yang kita dapat hanya perangkat Ally, dan charger saja. Dengan sebuah plastik yang berfungsi sebagai stand.
Karena termasuk masih baru kami juga mengalami kesulitan saat mencari casing pihak ketiga untuk ROG Ally. Sementara untuk steam deck, saat ini sudah banyak tersedia aksesoris pihak ketiga dengan beragam harga.
Kesimpulan
Seperti sudah kami sebutkan di awal, kedua perangkat ini sejatinya bukan perangkat yang bisa dibandingkan secara head to head. Dimana satu perangkat lebih ke konsol portable, sementara yang satu lagi cenderung berfungsi sebagai PC handheld.
Dengan informasi di atas, kami bisa menempatkan keduanya sebagai perangkat gaming portable yang powerful. Memainkan game PC bisa dimana saja.
Buat Anda yang casual gamer, dan tidak mau ribet, juga memiliki library game lebih banyak di Steam, maka Steam Deck adalah pilihan yang lebih baik. Sementara bagi Anda yang mengejar performa dan fleksibilitas memainkan semua jenis game PC , maka ROG Ally siap Anda pinang Minggu ini.
Sebagai bonus Anda bisa menjadikannya perangkat bekerja, cukup dengan menambahkan docking system, layar, mouse dan keyboard.
Happy gaming