Home SOFTWARE GAMES TALES of ARISE | Tetap Seru di Umur 25 Tahun (REVIEW)

TALES of ARISE | Tetap Seru di Umur 25 Tahun (REVIEW)

tales of arise

tabloidpulsa.id – Sejak 1995, serial TALES telah memperkenalkan game RPG dengan real-time battle yang epic dan mendebarkan. Dan 25 tahun setelah Tales of Phantasia, Bandai Namco kembali merilis sebuah game TALES terbaru, berjudul Tales of Arise, pertama untuk konsol generasi terkini, PS5.

Weekend Gaming kali ini, kita akan bahas game tersebut, dimulai dari sejarah hingga pengalaman kami memainkan game ini di 10 jam pertama. Benar! 10 jam memang kurang banget untuk bisa menggambarkan keseruan Tales of Arise, terlebih ketika kami harus mengurangi beberapa porsi yang terlalu spoiler. Apabila nanti ada sesuatu yang menarik dan layak dibahas, akan kita tulis kembali review setelah beberapa jam permainan. Setuju?

source: Bandai Namco Asia

J-RPG yang Unik

Serial Tales muncul pertama kali di Desember 1995 melalui sebuah game berjudul Tales of Phantasia untuk konsol Super Famicom (super Nintendo jepang). Dan kemudian dibuat versi konsol lain di 1998, 2003 dan 2006 untuk Playstation dan Game Boy Advance.

Meski tidak semengalir gameplay game-game Tales modern, saat itu Tales of Phantasia telah memperkenalkan gameplay LMBS alias linear motion battle system, dimana pemain hanya bisa mengontrol karakter utama saja secara real time, sementara karakter lain akan bersifat otomatis sesuai yang kita set sebelum bertarung, entah itu pasif untuk bertahan atau aktif membantu serangan.

Karakter yang ditampilkan serial TALES awalnya didesain oleh seorang mangaka terkenal bernama Fujishima Kousuke. Buat para penggemar manga tentu sudah mengenal karya beliau lewat Ah! My Goddes dan You’re Under Arrest. Dan gaya-gaya guratan pensilnya tetap bertahan hingga Tales-tales berikutnya, bahkan sampai di Tales of Arise ini.

Selama 25 tahun, kita sudah mengenal game Tales of Phantasia (1995), Tales of Destiny (1997), Tales of Eternia (2000), Tales of Destiny 2 (2002), Tales of Symphonia (2003), Tales of Rebirth (2004), Tales of Legendia (2005), Tales of Abyss (2005), Tales of Tempest (2006), Tales of the World: Radiant Mythology (2006), Tales of Innocence (2007), Tales of Symphonia: Dawn of the new World (2008), Tales of Vesperia (2008), Tales of Hearts (2008), Tales of Graces (2009), Tales of Xillia (2011), Tales of Xillia 2 (2012), Tales of Zestiria (2015) dan Tales of Berseria (2016).

Baca Juga:  Angel Squad Mobile Kini Sudah Bisa Dimainkan di Ponsel Android dan iOS

Tales of Arise: the Story

PULSA ID memainkan Tales of Arise di konsol PS5. Terima kasih kepada Bandai Namco Asia yang telah menyediakan game ini lebih awal untuk kami. Oh iya, Game yang kami dapat dari Bandai Namco Asia merupakan versi Ultimate Edition, sebenarnya sudah dilengkapi dengan premium travel pack yang memudahkan kami melakukan review dengan lebih cepat. Tapi demi menghindari persepsi yang berbeda, maka kami tidak menggunakan pack ini, setidaknya sampai tulisan ini dibuat.

Khas cerita serial Tales, banyak sekali percakapan yang harus kita simak, baik itu obrolan dalam cut scene yang mengikuti alur cerita, atau sejumlah skit yang optional, sebagai sarana mengenal karakter-karakter game dengan lebih baik lagi.

Banyak hal yang dari awal ditutup-tutupi oleh pengembang game, demi penuturan jalan cerita yang revealing dan rewarding di akhir cerita. Jadi tidak banyak yang bisa kita bhaas di sini, kecuali sebuah penjelasan bahwa kita akan memerankan karakter bernama “topeng besi”, yang hidup sebagai budak di sebuah lokasi pertambangan.

Cerita berlanjut ketika karakter topeng besi memiliki jiwa pahlawan yang terkenal di antara para pekerja tambang. Lalu bersama sebuah organisasi bawah tanah, bertemu dan menyelamatkan seorang karakter perempuan yang dikejar-kejar oleh musuh mereka.

Yang pasti cerita Tales of Arise dimulai di sebuah planet bernama Dahna yang dijajah oleh sebuah planet yang memiliki teknologi lebih tinggi bernama Rena. Semakin menarik karena karakter perempuan yang diselamatkan di atas merupakan manusia yang berasal dari Rena, sementara karakter utama dan orang-orang dalam organisasi bawah tanah itu adalah orang Dahna.

Baca Juga:  Review OPPO A79 5G: Performa Andal Berbalut Desain Estetik

Atau setidaknya itu yang kami tahu di awal-awal game. Dari awal kami curiga sih, kayaknya bakal ada twist di beberapa jam permainan ke depan, tapi abaikan kecurigaan kami jika Anda ingin menikmati cerita game ini dengan lebih baik lagi.

Mekanisme dan Game Play

Layaknya story di game ini, game play dan sejumlah faktornya pun dipirit dari awal. Ditemani dengan sejumlah penjelasan tutorial yang muncul ketika kita pertama kali membuka gameplay baru. Semisal penggunaan tombol untuk menyerang, menghindar, atau menggunakan artes dan seterusnya.

Belum lagi strategi, optimalisasi equipment, hingga membuka skill panel untuk mendapatkan skill baru baik pasif maupun aktif berupa artes tambahan. Atau sistem tenda yang mirip-mirip game RPG lain, dimana kita bisa beristirahat mengembalikan stamina (HP dan MP) ke 100 persen, sambil memasak makanan yang dapat berpengaruh terhadap sejumlah aspek dalam hitungan beberapa menit ke depan, sesuai dengan durasi efek makanan tersebut.

Sistem berkemah ini juga menghadirkan topik obrolan, mirip-mirip skit. Di mana kita bisa menanyakan beberapa hal ke karakter lain, dan tampilan cut scene dibuat mirip dengan komik interaktif yang terdiri dari beberapa kolom, lengkap dengan ikon-ikon komikal.

Lalu, bagaimana dengan aliran pertempurannya nih? Sebelum sampai ke sana, mungkin perlu dijelaskan bahwa lawan kita, baik itu makhluk buas yang ada di sepanjang perjalanan, atau karakter manusia jahat, ditampilkan secara gamblang di dalam dunia permainan. Di mana pertempuran akan dimulai ketika karakter kita menempel atau berpapasan dengan karakter lawan.

Baca Juga:  Review realme GT 6, Kamera Flagship dengan Sentuhan AI

Artinya, kita tidak perlu takut tiba-tiba masuk ke scene pertempuran tanpa melihat ada lawan di sekitar kita, seperti game-game RPG kebanyakan. Bahkan dengan melihat karakter musuh yang akan dihadapi, kita bahkan bisa menghindar, atau mempersiapkan artes dan equipment yang paling pas untuk melawan mereka.

Saat masuk mode bertempur, kita secara default akan mengontrol karakter utama. Lalu kita bisa berpindah mengontrol karakter lain dengan cara menekan L1 dan d-pad, atau memberi komando pada karakter tertentu untuk melepas serangan boost (Boost Attack) pada lawan yang kita bidik, ketika Boost Gauge (BG) sudah penuh.

Hanya dalam waktu kurang dari satu jam kita akan dengan mudah menguasai cara bertarung yang bisa mengalir banget, dan dapat disesuaikan dengan keinginan kita, Apakah itu mau manual, semi-auto atau automatis.

Well, di sisi ini jujur Tales of Arise punya banyak hal positif. Bahkan untuk saya penggemar dan pemain serial Tales lawas. Sesuatu yang membuat saya meminta maaf kepada Bandai Namco Studios yang biasanya hanya memodifikasi gameplay lama untuk diterapkan pada banyak serial lain.

Selebihnya, kita akan disuguhi dengan sejumlah cerita yang bisa saja dinikmati secara linear, dan misi-misi pribadi dari NPC yang akan memperkaya sejumlah item dan experience kita.

Kalaupun ada yang bisa dikritik, itu hanya pada sisi grafis. Yang seharusnya bisa lebih baik untuk PC, atau current gen console semacam Xbox Series X|S dan Playstation 5. Tak hanya mengandalkan framerate tinggi, grafis yang lebih tajam pun sangat bisa diterima loh.

INFO GAME
Judul: Tales of Arise
Developer: Bandai Namco Studios
Publisher: Bandai Namco Entertainment
Engine: Unreal Engine 4
Platform: Windows PC, Playstation 4, Playstation 5, XBOX One, XBOX Series X|S

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here